KARANGAN ILMIAH
DAMPAK GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI
DISUSUN OLEH :
NAMA : RUDI
SYAEFUDIN
NPM : 26210267
ABSTRAK
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan
antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara
Dalam
banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga
kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan
istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau
batas-batas negara.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MAKALAH DAMPAK
GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI ”.
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2 .
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
- Wikipedia.com
- Google.com
Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………
I
KATA PENGANTAR..………………………….………………………….I
DAFTAR ISI……………………………………………………………….II
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH………..…………………………..1
1.2
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH……………..…………….1
1.3
TUJUAN PENELITIAN…………………………………..…………...1
1.4
METODE PENELITIAN…………………………………..…………..1
1.4.1
Definisi
Globalisasi………………………………………….1
1.4.2
Teori
Globalisasi………………………………....…………..2
1.4.3
Ciri-ciri
Globalisasi………………………………………….2
1.4.4
Dampak
Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi……………….3
1.4.5
Reaksi
Masyarakat…………………………………………...5
1.4.6
Menghadapi
Globalisasi……………………………………...6
1.5
BIBLIOGRAFI……………………………………………..…………...6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kita
sudah sering mendengar kata “GLOBALISASI”, namun mengertikah anda apa arti dari
kata tersebut dan apa saja pengaruhnya. Kali ini saya akan membahas tentang
dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, supaya kita semua dapat memahami,
menjalani dan mengatasi dampak dari globalisasi.
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi
dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada
tahun 1985.
1.2
Rumusan dan Batasan Masalah
Dari
latar belakang yang diatas, maka dapat kita ketahui rumusan dan batasan masalahnya,
antara lain :
1.2.1
Bagaimanakah dampak globalisasi pada
perekonomian suatu bangsa ?
1.2.2
Sektor apa saja yang dipengaruhi oleh
globalisasi dalam bidang ekonomi ?
1.2.3
Bagamanakah reaksi masyarakat terhadap
globalisasi ?
1.2.4
Bagaimana cara mengahadapi globalisasi ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang globalisasi dan pengaruh-pengaruh dari globalisasi supaya
dapat menghadapi globalisasi dengan bijaksana.
1.3.2
Supaya masyarakat tahu dampak-dampak
yang ditimbulkan dan dapat terhindar dan mengatasi dampak negatif dari
globalisasi dengan bijaksana.
1.4
Metode Penelitian
1.4.1
Definisi Globalisasi.
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan
antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara
Dalam banyak
hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi
sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara
atau batas-batas negara.
1.4.2
Teori Globalisasi.
Cochrane
dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat
tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
·
Para
globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki
konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia
berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang
diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para
globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses
tersebut.
·
Para
globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan
semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia
yang toleran dan bertanggung jawab.
·
Para
globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena
negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama
Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen
dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka
kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
·
Para
tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang
ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi
sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami
saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan
perdagangan kapital.
·
Para
transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh
para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi
seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan
dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara
langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama
ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
1.4.3
Ciri-ciri
Globalisasi.
Berikut ini
beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia.
Hilir
mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan
antar manusia di seluruh dunia.
·
Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan
kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi
organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya
masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi
regional dan lain-lain.
1.4.4
Dampak Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi.
Menurut Tanri
Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
·
Globalisasi produksi, di mana
perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi
menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah,
tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur
global.
Kehadiran
tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.
·
Globalisasi pembiayaan. Perusahaan
global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik
dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai
contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa
Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan
dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca
negara.
·
Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan
global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya,
seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki
pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara
berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah
dan bebas.
·
Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat
suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di
dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll.
Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke
berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC,
celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera
masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada
selera global.
·
Globalisasi Perdagangan. Hal ini
terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson
mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah
intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional.
Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari
perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.
Dampak Positif Globalisasi Ekonomi
·
Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini
sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan
dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh
keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
·
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu
negara
Perdagangan
yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang
lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
·
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan
luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang
jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
·
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi
yang lebih baik
Modal dapat
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga
terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
·
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan
sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal
dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara
maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
·
Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek
dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih
bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang
baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri
yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan
sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri
yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
·
Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi
cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak
mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk
kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca
pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan
aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca
pembayaran.
·
Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek
penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio
yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar
negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan
mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik.
Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri
akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah
buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan
ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
·
Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang
Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah
pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya,
apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi
jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil
dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
1.4.5
Reaksi Masyarakat
·
Gerakan Pro-Globalisasi.
Pendukung
globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa
globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat
dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David
Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling
bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu
bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat
melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang
dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera
digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia
memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang
dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor
produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi
kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga
sebaliknya.
Salah satu
penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan
dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan
ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan
meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara
yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan
tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga
harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena
permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa
kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat
bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu
negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak
pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan
rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat
kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya
masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya, termasuk
konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut
mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
·
Gerakan Anti-Globalisasi.
Antiglobalisasi
adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan
lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi"
dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya
menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang
berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka
mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga,
dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
1.4.6
Menghadapi Globalisasi.
Untuk
menghadapi kapitalisme global maka pemerintah perlu melakukan hal-hal sebagai
berikut diantaranya :
·
Perlunya segera dilakukan pemberantasan KKN
secara bersungguhsungguh. Pengurangan KKN hingga kondisi yang sangat minim
merupakan modal yang besar untuk menghadapi era kapitalisme global.
Selanjutnya, kita memerlukan langkah yang terencana untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya.
·
Pemerintah perlu meletakkan kerangka kebijakan
untuk memungkinkan pergerakan sumber daya ke arah sektor-sektor yang mempunyai
prospek yang cerah. Hal ini dilakukan melalui kebijakan yang tidak distortif
terhadap keputusan investor, termasuk memungkinkan mereka untuk mengukur
tingkat resiko secara akurat.
·
Mengupayakan agar perubahan-perubaan yang
terjadi berlangsung secara bertahap, sehingga memberikan waktu bagi pelaku
ekonomi yang bergerak di industri yang tidak kompetitif beralih ke industri
yang lebih kompetitif.
·
Mempersiapkan SDM agar dapat memanfaatkan
peluang yang terbuka. Dalam hal ini termasuk misalnya, dengan mengupayakan
sertifikasi keahlian yang diakui secara internasional berikut pelatihan untuk
mendapatkan sertifikat tersebut. Dari dampak globalisasi yang ada maka dapat
dilakukan kiat dalam menghadapi globalisasi, yaitu: dalam bidang ekonomi bangsa
Indonesia perlu melaksanakan pasal 33 UUD 1945 dengan membangun kerja sama
pelaku ekonomi yang terdiri dari badan usaha koperasi, badan usaha milik
negara, dan badan usaha milik swasta. Daerah harus diberdayakan agar mampu
menghasilkan produk-produk unggulan daerah yang dapat diangkat menjadi produk
unggulan nasional. Dengan demikian, daya saing bangsa yang sangat diperlukan
dalam era pasar bebas dapat tercipta.
BIBLIOGRAFI
http://madpoel.wordpress.com/2010/03/20/globalisasi-dalam-bidang-ekonomi/ http://sro.web.id/dampak-globalisasi.html#ixzz2H7MCeQng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar