Selasa, 04 Januari 2011

Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil

1. Kewiraswastaan, wiraswasta, wiraswastawan
Pengertian
  1. Kewiraswastaan adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh  dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
  2. Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan.
  3. Kewiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai berikut:
  1. Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
  2. High energy level (bersemangat tinggi)
  3. High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
  4. Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
  5. Self confidence (percaya diri)
  6. Action oriented (berorientasi tindakan)
Ciri-ciri wiraswastawan :
  1. Percaya diri
  2. Memiliki daya intuisi yang tajam
  3. Berorientasi pada tugas dan hasil
  4. Berani mengambil resiko
  5. Memiliki kemampuan memimpin
  6. Berorientasi pada masa depan
  7. Sikap tanggap kepada perubahan
  8. Kreatifitas yang tinggi
  9. Keorisinilan
Unsur penting wiraswasta :
  1. Meningkatkan produktifitas
  2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan
  3. Menciptakan tekhnologi, produk baru
  4. Mendorong inovasi
  5. Membantu organisasi bisnis yang besar

  1. 2. Perusahaan Kecil dan Lingkungan Perusahaan
Cara memasuki usaha kecil :
  1. Anak-anak biasanya mengambil bisnis keluarga
  2. Beberapa orang memilih bisnis yang sudah mapan
  3. Memulai suatu usaha yang baru
Ada beberapa area ekonomi yang biasanya menjadi konsentrasi usaha kecil, yaitu :
  1. Manufaktur. Bisnis manufaktur meliputi bahan baku manjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu pemilik harus memahami produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis ini berfungsi saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
  2. Jasa. Jasa merupakan produk yang tidak dapat diraba secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.
  3. Grosir. Grosir meliputi penjualan ke penjual yang lain, seperti pengecer.
  4. Pengecer. Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang-barang kepada konsumen akhir.
Usaha kecil memiliki beberapa keunggulan komparatif, yaitu :
  1. Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha.
  2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
  3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan pengguna tekhnologi sederhana.

  1. 3. Perkembangan Franchising di Indonesia
Konsep franchise pertama kali berkembang di Indonesia pada tahun 1970an, dengan berdirinya KFC, Swensen, dan Shakey Pisa yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
Pada tahun 1990,melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia dan di sini, franchise asing mulai booming di pasar Indonesia .
Pada tahun 1992, di Indonesiat terdapat 29 franchise yang berasal dari luar negeri dan 6 franchise lokal, dan secara keseluruhan, di Indonesia tersebar sekitar 300 outlet. Pada tahun 1997, jumlah franchisor meningkat hingga 265 franchise, di mana terdapat 235 franchise internasional dan 30 franchise lokal. Dan jumlah keseluruhan outlet adalah 2000. Pada tahun 1997, terjadi krisis moneter di Indonesia. Pada saat ini, diikuti oleh krisis ekonomi dan politik di Indonesia pada tahun 1998 yang mengakibatkan jatuhnya industri franchise di Indonesia. Banyak franchisor asing yang meninggalkan Indonesia dan hampir sekitar 500 outlet yang tutup oleh karena kondisi yang tidak mendukung ini. Pada saat itu, jumlah franchise dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia menurun dari 230 hingga 170-180 franchise. Tetapi justru pada saat ini, franchise lokal mulai memadati pasar franchise Indonesia dari 30 meningkat hingga 85 merek produk yang berkembang.
Evolusi perkembangan jumlah franchise di Indonesia terlihat di tabel berikut:
Tahun 1992 1995 1996 1997 2000 2001 2005 2006
Asing 29 117 210 235 222 230 237 220
Lokal 6 15 20 30 39 42 129 230
Total 35 210 230 165 261 272 366 450
*Sumber : Direktori Franchise Indonesia Edisi 3, 2007
Hingga saat ini, franchise lokal berkembang hingga 360 merek produk, di mana terdapat 9000 outlet, baik sebagai franchisee ataupun company owned.
Menurut Sugiyanto Wibawa, konsultan retail marketing, terdapat 2 faktor yang mendorong para investor dalam berinvestasi di dunia franchising. Pertama, jumlah mall dan retail space yang meningkat dari 75.900m² menjadi 1.78 juta m² di tahun 2004 (sumber: Sugiyana Wibawa, Bisnis Indonesia, Senin, 27 Des 2004) dan 2.82 juta m² di tahun 2006 (sumber : PT Procon Indah, Bisnis Indonesia, Senin 27 Des 2004). Agen properti mempromosikan space di mall sebagai salah satu investasi yang menguntungkan.
Faktor ke-2, tarif/bunga deposito yang perlahan lahan menurun. Hal ini mendorong para investor untuk melihat kesempatan investasi lainnya yang lebih prospektif dan menguntungkan serta dengan resiko yang lebih kecil.

  1. 4. Ciri-ciri Perusahaan Kecil
Ciri-ciri perusahaan kecil :
  1. Manajemen berdiri sendiri
  2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil
  3. Daerah operasinya local
  4. Ukuran dalam keseluruhan relative kecil



  1. 5. Perbedaan Antara Kewiraswastaan dan Bisnis Kecil
PERUSAHAAN KECIL :
  1. Umumnya dikelola pemilik
  2. Struktur organisasi sederhana
  3. Pemilik mengenal karyawan
  4. Presentase kegagalan perusahaan tinggi
  5. Kekurangan manajer yang ahli
  6. Modal jangka panjang sulit diperoleh

PERUSAHAAN BESAR :
  1. Dikelola bukan oleh pemilik
  2. Struktur organisasi kompleks
  3. Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
  4. Presentase kegagalan rendah
  5. Banyak ahli manajemen
  6. Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
sumber : pengantar bisnis karya Pandji Anoraga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar